Gambar Sampul Bahasa Indonesia · n_Bab 14 Novel
Bahasa Indonesia · n_Bab 14 Novel
Sunardi

24/08/2021 11:54:20

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Novel, Apa itu?

175

Dalam majalah atau koran novel sering kita baca cerpen dan novel. Cerpen

umumnya dimuat dalam sekali terbit. Lain halnya dengan novel. Umumnya novel

tidak dimuat dalam sekali terbit, tetapi dimuat secara bersambung. Di pasaran

kita mengenal beberapa novel yang laris manis. Ada novel yang mengalami

cetak ulang berkali-kali. Ada pula yang digolongkan sebagai novel

the best seller

.

Itu merupakan indikasi bahwa novel memang digemari. Lalu, apa yang

digemarinya? Seperti halnya cerpen, novel disukai karena jalan ceritanya. Nah,

melalui pelajaran ini Anda dapat mempelajari bagaimana memahaminya, baik

secara intrinsik maupun secara ektrinsik.

Pelajaran 14

Novel, Apa itu?

Kemampuan Bersastra

Sumber:

blogger. com; sangkanparan.files.wordpress.com

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

176

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengidentifikasi penokohan, dialog, dan

latar dalam drama.

Menonton Drama

Dalam drama terdapat beberapa orang tokoh. Mereka biasanya terlibat dalam suatu

dialog.

Uji Kompetensi 14.1

1. Penggalan berikut mestinya hanya didengarkan. Oleh karena itu, penulisannya disesuaikan

dengan apa yang didengarkan, tanpa huruf besar. Cermatilah, kemudian tentukan siapa

sajakah pelakunya dan peran masing-masing!

suara musik lembut sebagai latar dialog

suara lelaki

:

assalamualaikum

diam sejenak, tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka

suara perempuan

:

wa’alaikum salam. o, ayah, mari masuk, ayah. mas kasmidi

baru saja datang.

suara langkah mendekat; suara kursi digeser

suara laki-laki 1

: sebaiknya ayah tidak usah menyibukkan saya dengan

permintaan bantuan.

suara laki-laki 2

:

ini untuk terakhir kali. kukira isterimu sudah menyampaikan

pesanku. bukankah sudah kausampaikan, ratna?

suara perempuan

:

s

udah ayah.

suara laki-laki 1

:

perusahaan sedang mengalami kemunduran

suara laki-laki 2

:

tiap kuminta bantuan, jawabmu selalu begitu, perusahaan

mengalami kemunduran.

Alam Sutawijaya dan Mien Rumini, 1986

2. Tontonlah sebuah drama atau sinetron di layar TV secara berkelompok! Catat stasiun TV

mana yang menayangkannya, hari, tanggal, dan jam tayangnya! Catat pula judulnya, pelaku

dan watak-wataknya, serta ringkasan ceritanya! Kemudian, lukiskan apa yang Anda

temukan itu dalam bentuk laporan!

Novel, Apa itu?

177

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menceritakan secara lisan narasi yang

berasal dari cerita pendek atau novel yang pernah dibaca.

Menceritakan Kembali Prosa Naratif

Anda pernah ditugasi bercerita di depan kelas, bukan? Apa yang perlu Anda lakukan

waktu itu? Anda tentu harus membaca ceritanya, mengingat-ingat alur ceritanya secara

kronologis, menyajikannya dengan lafal yang jelas, dengan intonasi menarik, dan yang tidak

kalah penting Anda harus berani berbicara di depan teman-teman.

Uji Kompetensi 14.2

Bacalah cerita berikut, kemudian ceritakan kembali isinya!

Kisah Sepasang Tikus

Di liang yang becek dan pengap sepasang tikus sedang beristirahat dang ngomong

kosong. Mereka baru saja menikmati hasil curiannya yang berupa sepotong kue dan

sepotong daging.

“Wah, sebenarnya tadi bisa kita curi semua kue dan daging yang ada di piring.

Sayang badan kita terlalu kecil untuk mengangkutnya. Baru saja mengambil kembali,

ketahuan oleh tuan rumah. Sial,” gerutu Tikus jantan.

“Memang, badan kita ini terlalu kecil sehingga yang kita bawa ini pun tak habis

kita makan sekaligus,” sahut tikus betina.

“Mak, aku pikir memang paling enak mempunyai badan yang besar dan kuat.

Kecuali bisa makan banyak, kucing pun akan takut kepada kita.”

“Kalau demikian, Pak, enak jadi harimau, kecuali badannya besar, makannya

banyak, hidup bebas di hutan, dan menjadi raja di sana.”

“Aku tidak bisa membayangkan, Mak, andaikata kita jadi harimau .... Ah, alangkah

bahagianya,” gumam Pak Tikus.

Pembicaraan mereka sejak tadi didengarkan oleh dewa binatang. Tiba-tiba saja,

dewa berkenan dan mereka disabdakan menjadi harimau dan hidup bebas di hutan.

Mereka menjadi raja hutan malang melintang tiada yang melawan di segala penjuru

hutan. Tetapi, setelah rusa makanan mereka habis, mereka terpaksa pergi mencuri

ternak ke kampung di tepi hutan. Mulailah hidup mereka tidak tenang karena setiap

hari dikejar-kejar penduduk kampung bersama pemburu dari kota, padahal perut mereka

dalam keadaan kosong.

Akhirnya, mereka sepakat untuk memohon kepada dewa lagi agar dijadikan anjing

penjaga rumah orang-orang kaya karena tidak susah-susah mencari makan. Dewa pun

mengabulkan permohonan mereka.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

178

Dan sekarang mereka enak karena tidak usah berlari ke mana-mana. Kerja mereka

hanya menyalak kalau ada orang asing masuk halaman rumah. Tetapi, beberapa hari

kemudian mereka merasa kecewa lagi karena mereka melihat kucing yang kerjanya

cuma tidur-tiduran saja makanannya lebih enak dan lebih disayang. Padahal mereka

yang setiap malam harus jaga dan tidur di luar rumah, makannya hanya sisa-sisa

makanan dan tulang-tulang yang sudah tidak ada dagingnya. Hampir saja mereka protes

kepada tuan rumah, tetapi kemudian ingat pada sang Dewa. Dan mohonlah mereka

agar dijadikan kucing saja. Sekali lagi dewa berkenan dan jadilah mereka sepasang

kucing yang cantik.

Sekarang betul-betul mereka merasa nikmat dan bahagia. Kerjanya cuma tidur-

tiduran, bermalas-malasan di kursi empuk atau karpet yang bersih. Pokoknya mereka

boleh ke mana-mana yang mereka sukai. Makanan mereka sangat terjamin dan kadang-

kadang diberi minum susu.

Tetapi, pada suatu hari mereka dipangil tuannya. Mereka didakwa mengambil

makanan di lemari karena beberapa hari ini makanan di lemari sering hilang dan sisanya

pasti sudah kotor dan tidak bisa dimakan lagi. Sang kucing berdua bersumpah bahwa

mereka tidak mengambil makanan dari lemari dan mereka bercerita bahwa yang

mengambil pasti tikus-tikus di rumah ini. Akhirnya, tuan rumah mengambil sikap dan

kebijaksanaan. Mereka berdua harus menangkap tikus tersebut. Jika tidak bisa, mereka

tidak akan diberi makan.

Celakalah mereka karena mereka selalu tidak berhasil menangkap tikus-tikus kecil

pencuri makanan tersebut. Dengan gesitnya tikus-tikus ini lewat jalan-jalan yang sempit

dan kemudian berlindung masuk liangnya. Jatah makan sang kucing makin hari makin

dikurangi dan tidak mampu lagi mengejar tikus-tikus kecil itu.

Akhirnya hanya kepada dewalah mereka memohon. Sang Dewa pun

mengabulkannya, tetapi hanya sekali saja. Mereka sepakat memohon untuk dijadikan

tikus. Kemudian jadilah tikus lagi.

Mereka bahagia sampai hari tuanya. Sekarang mereka mengerti ternyata enak itu

apabila dapat menyadari dan menerima apa yang dipunyai dan apa yang bisa dilakukan.

M.M Darisalam

C. Membaca

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengidentifikasi pelaku, peristiwa, dan latar

dalam novel.

Mengidentifikasi pelaku, peristiwa, dan latar dalam novel

Novel dan cerpen memiliki perbedaan, namun juga persamaan. Dibandingkan dengan

cerpen, novel lebih panjang dan lebih luas ruang lingkupnya. Kalau cerpen selesai dibaca

sekali duduk, novel tidak.

Novel, Apa itu?

179

Uji Kompetensi 14.3

1. Berikut disajikan penggalan novel

Burung-Burung Manyar

karya Y.B. Mangunwijaya

yang memperoleh penghargaan dari

South East Asia Write Award 1983

. Bacalah!

Buah Gugur

Surya sudah terbenam. Ketukan pintu. Ketika pintu dibuka, kaget setengah

mati kami. Sesosok tubuh tampak di pintu. Mami menjerit dan langsung memeluknya.

Papi tanpa berita apa-apa pulang. Ia telah dilepas dari tahanan militer setelah

beberapa bulan meringkuk sebagai tawanan perang Jepang. Dunia serba gilang-

gemilang kami telah cepat runtuh. Jepang datang. KNIL

1

kalah dan bubar. Mami

dan aku sudah pindah menumpang di tempat seorang kenalan baik di Embong

Menur, suatu daerah perumahan kaum berada. Sebab, tentu saja rumah dinas ayah

sudah diduduki musuh dan memang sejak perang pecah semua orang sipil sudah

diungsikan dari tangsi.

Papi mendadak menjadi tua. Dan lebih pendiam lagi dari semula. Tawaran dari

Pangeran Hendraningrat untuk mengungsi ke rumahnya ditolaknya halus. Agaknya

hati Papi sudah ikut runtuh pula dengan KNIL. Bahkan Papi lalu pindah ke sebuah

rumah kecil di kampung Patrabangsan. Hanya Mami yang sering ke Sala sekadar

berdagang apa yang dapat dijadikan sumber nafkah ketika itu. Kawan-kawan lama

anak kolong semakin tercerai-berai. Papi tak banyak bicara tentang situasi, tetapi

aku tahu ia menunggu kemenangan Sekutu dan kembalinya pemerintah Belanda.

Orang-orang kampung Plengkung tahu Papi bekas kapten KNIL, orang berpangkat

tinggi untuk ukuran masa itu. Tetapi karena Papi biasa saja ikut hidup gotong royong

dengan mereka, hidup kami tenteram terlindung. Bahkan dapat dikatakan tak tampak,

tenggelam. Rumah kami kecil tersembunyi di belakang bekas rumah opsir Belanda

yang dulu berpangkat mayor dan yang tentunya sekarang didiami oleh perwira Jepang.

Opsir Jepang itu hidup sendirian dengan babunya Tante Paulin. Suami Tante Paulin

sersan KNIL totok yang ditawan di Burma. Dan Tante kini menyambung hidupnya

dengan cara menjadi gundik perwira Jepang itu. Saya jijik melihat Tante Paulin

yang sebetulnya tergolong perempuan manis juga lembut hatinya. Sungguh aku

tidak memahami mengapa Papi dan Mami sangat baik, bahkan sering menurut

seleraku terlalu baik kepadanya.

Ketika itu aku memondok di Semarang meneruskan sekolahku di SMT

2)

. Aku

senang di Semarang karena ternyata ada grup pelajar yang berselera anti-Jepang.

Tetapi suasana memanglah menjengkelkan bagiku. Kami diindoktrinasi dan dilatih

bermodel Jepang. Untung guru-guru kami intelektual-intelektual yang tahu, apa yang

harus mereka berikan kepada murid-muridnya. Ada seorang pelajar yang militan

memuja Jepang, Bisma namanya, yang jadi komandan kami dalam olah kemiliteran.

Bisma ini setengah kami kagumi karena bakat-bakat kepemimpinannya, tetapi dari

pihak lain kami benci karena begitu hina menjilat Jepang.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

180

Tetapi seumumnya pelajar anti-Belanda ... kecuali aku. Barangkali ada lainnya

juga yang seperti aku. Tetapi pastilah ia cukup lihai untuk menyembunyikan

perasaannya. Seperti aku juga. Tetapi, aku sungguh merasa betapa sedihnya punya

simpati yang jelas bukan simpati kawanan. Serasa paria terkucil. Dan harus selalu

bersandiwara. Ini yang paling memuakkan.

.............................................................................................................................

Y.B. Mangunwijaya,

Burung-Burung Manyar

1

KNIL

Koninlijk Nederlands Indisch Leger

(Tentara Kerajaan Hindia Belanda)

2

SMT Sekolah Menengah Tinggi, SMA pada zaman pendudukan Jepang, red.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan penggalan novel tersebut!

a. Siapa dan bagaimana watak atau sifat tokoh dalam penggalan di atas? Dari mana

Anda mengetahui watak mereka?

b. Pada penggalan di atas ada beberapa peristiwa yang membentuk alur cerita. Peristiwa

apa sajakah yang terjadi? Bagaimanakah urutan peristiwanya? Ceritakan secara urut

dari awal penggalan sampai akhir penggalan!

c. Di mana, kapan, dan dalam situasi bagaimana penggalan novel

Burung-Burung Manyar

dikisahkan?

d. Dari sudut pandang manakah penggalan novel

Burung-Burung Manyar

disusun?

e. Apakah yang dijadikan tema, topik, dan amanat penggalan novel di atas?

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menulis cerita pendek tentang kehidupan

seseorang dengan sudut pandang orang ketiga.

Menulis Cerpen

Pada pelajaran terdahulu Anda telah belajar menulis cerpen, bukan? Yang perlu Anda

ingat-ingat adalah bahwa cerpen itu kisah, bukan informasi. Masih ingat, bukan? Bahwa cerpen

disusun melalui beberapa langkah, seperti (1) menentukan topik, (2) menyusun kerangka, (3)

mengembangkannya, dan (4) menyunting, bukan?

Uji Kompetensi 14.4

Susunlah sebuah cerita pendek dari sudut pandang orang ketiga! Tema, alur, latar cerita,

gaya, dan lain-lain bebas!

Novel, Apa itu?

181

E. Ada Apa dalam Sastra Kita

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengaplikasikan komponen kesastraan

teks naratif untuk menelaah karya sastra naratif.

1. Tokoh dan Penokohan

Seperti yang telah kita pelajari, dalam cerita rekaan terdapat tokoh yang diceritakan.

Jumlah mereka tidak tentu. Kalau banyak, ada yang penting dan ada yang kurang penting.

Tokoh yang penting sering disebut tokoh utama atau pelaku utama. Ia adalah (1) tokoh

yang paling sering berhubungan dengan tokoh lain, (2) tokoh yang sering dikisahkan,

(3) tokoh yang paling sering terlibat dengan tema cerita.

Oleh pengarang setiap tokoh diberi sifat atau watak tertentu. Penggambaran watak

pelaku dalam cerita disebut penokohan atau perwatakan. Ada berbagai cara untuk

melukisannya. Di antaranya dengan metode analitik dan dramatik.

2. Latar atau Setting

Latar mengacu pada tempat, waktu, dan lingkungan sosial pelaku dalam cerita rekaan.

Latar tempat berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu dengan masalah historis,

dan latar sosial dengan kehidupan kemasyarakatan.

3. Sudut Pandang Pengarang atau

Point of View

Sudut pandang menyangkut kedudukan pengarang dalam cerita ciptaannya. Pengarang

boleh menempatkan diri di dalam cerita sebagai orang pertama dengan gaya

aku-an

.

Boleh juga pengarang menempatkan diri di luar cerita sebagai orang ketiga dengan gaya

dia-an

.

4. Tema dan Amanat

Tema adalah pokok permasalahan yang menjadi dasar cerita, sedangkan amanat

ialah pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang dikarangnya. Penafsiran

terhadap amanat dalam suatu cerita didasarkan pada makna yang tersurat (tertulis) dan

yang tersirat (tidak tertulis).

Uji Kompetensi 14.5

1. Tentukan tokoh cerita dan perwatakannya dalam penggalan berikut, serta bagaimana cara

pengarang melukiskan wataknya!

“Kini aku sudah menceritakan kepada kalian di depan Wak Katok beban dosa yang selama

ini menghimpit hatiku dan kepalaku. Aku sudah mengakui dosa-dosaku, dan tolonglah

doakan supaya Tuhan suka kiranya mengampuni dosa-dosa Wak Katok.” Pak Balam

mendekatkan kedua belah telapak tangan seperti orang berdoa, dan mulutnya komat-

kamit. Pak Haji bertakbir perlahan-lahan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!”

(Muchtar Lubis, Harimau! Harimau!)

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

182

○○○○○○○○○

2. Tentukan di mana, kapan, dan dalam suasana bagaimana penggalan cerita berikut

dikisahkan!

Di waktu istirahat kami duduk mengelilingi sebuah meja panjang. Guru-guru biasanya

mendapat minuman dari warung Pak Ismail dan setiap bulan harus dibayar – kalau gaji

datang dari ibu kota propinsi Maluku, Ambon. Aku diberi minum juga. Sementara minum,

Fritzlah yang paling banyak celoteh. Kedua ibu guru yang tua, seorang ibu guru Ilmu Bumi

dan seorang guru Bahasa Inggris, diam saja dengan ekspresi muka acuh tak acuh (Gerson

Poyk, Sang Guru).

3. Tentukan tema dan amanat dari penggalan novel berikut!

Walau apa katamu terhadapku, walau kauhina, kaucaci-maki aku, kaukutuki aku, aku

terima. Tapi untuk membiarkan Masri dan Arni hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan

telah melarangnya,ooo, itu telah melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya pada-

Nya. Kau memang telah berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang mau memelihara

kebahagiaan anaknya. Tapi ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang tak bias ditawar-

tawar lagi, Iyah,yakni kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya. Prinsip hidup

segala manusialah menjunjung kebenaran Tuhan (A.A. Navis, Kemarau).

4. Dari sudut pandang manakah penggalan cerita berikut dikisahkan?

Sesudah makan, Wiraatmaja, Parta, dengan istrerinya duduk di ruang tengah bercakap-

cakap. Tuti dan Maria membunyikan mesin nyanyi dengan Ningsih dan Iskandar. Dari

sana mereka pergi duduk bersama-sama di bawah pohon mangga yang besar di kebun,

bermain-main dengan burung dara jagaan Ningsih dan Iskandar yang amat banyak

jumlahnya.

(S. T. Alisjahbana,

Layar Terkembang

).

Rangkuman

1. Menonton pertunjukan drama pada hakikatnya menyaksikan seni pentas sekaligus

menikmatinya. Untuk itu, penglihatan dan pendengaran memegang peran penting.

2. Menceritakan kembali cerita lama berarti mengisahkan cerita lama dengan bahasa

sekarang. Untuk itu, Anda harus membacanya lebih dahulu.

3. Dengan membaca novel, Anda tidak hanya mengetahui jalan ceritanya, tetapi juga

dapat mengambil hikmahnya.

4. Menulis cerpen merupakan kegiatan kreatif melalui langkah, (1) menentukan topik,

(2) menyusun kerangka, (3) mengembangkannya, dan (4) menyunting.

5. Ada Apa dalam Sastra Kita

a. Cerita rekaan umumnya mengisahkan tokoh dengan sifat atau watak tertentu.

Ada tokoh yang wataknya dilukiskan secara analitik (langsung) dan dramatik

(tidak langsung).

b. Latar mengacu pada tempat, waktu, dan lingkungan sosial pelaku dalam cerita

rekaan.

Novel, Apa itu?

183

c. Sudut pandang menyangkut posisi pengarang dalam cerita. Ia bisa menempatkan

diri di luar cerita sebagai orang ketiga, bisa pula di dalam cerita sebagai orang

pertama.

d. Tema cerita naratif dapat dipahami melalui tokoh utama, perwatakan,

permasalahan, cara berpikir atau pandangannya terhadap permasalahan.

e. Amanat ialah pesan pengarang melalui cerita. Penafsiran terhadap amanat dalam

suatu cerita didasarkan pada makna yang tersurat (tertulis) dan yang tersirat

(tidak tertulis).

Evaluasi

1. Peristiwa apa saja yang terjadi pada penggalan novel berikut dan bagaimana urutannya?

Nyonya Eni hampir benar dekat dengan dia, memandangnya dengan sungguh-sungguh

sejurus lalu katanya dengan tersenyum, “Baiklah, Tuan Dokter.......”

Sudah mulai gembira lagi, seperti tadi setibaku, pikir Sukartono. Diacungkannya

telunjuknya sambil katanya berolok-olok bercampur maksud sungguh-sungguh, “Awas-

awas, Nyonya jangan terlalu banyak pikiran.”

Lalu ia berpaling, dengan bergegas menuju beranda muka tiada lagi terdengar olehnya

kata Nyonya Eni sama sendirinya dengan riang, “Besok dia datang lagi.”

Waktu masih menuntut pelajaran di Geneeskundige Hooge School di Betawi, tiada

sedikit kawan-kawan dokter Sukartono yang memastikan dia tiada sampai ke ujian

penghabisan. Dia tiada cakap jadi dokter.

(Armijn Pane,

Belenggu

).

2. Dari sudut pandang manakah penggalan berikut dikisahkan?

Pernah dengar anak kolong? Nah, dulu aku inilah salah satu modelnya. Asli. Totok.

Garnisun divisi Magelang (ucapkan: MaKHlang). Bukan divisi TNI dong. Kan aku sudah

bilang: totok. Jadi KNIL. Jelas kolonial, mana bisa tidak. Papiku loitenant keluaran Akademi

Breda Holland. Jawa! DAN Keraton. Semula tergabung dalam slagorde langsung di bawah

Sri Baginda Neerlandia saja; Ratu Wilhelmina kala itu.

(Y.B. Mangunwijaya,

Burung-burung

Manyar

)

3. Jelaskan unsur intrinsik yang dominan dalam penggalan novel berikut!

Di waktu istirahat kami duduk mengelilingi sebuah meja panjang. Guru-guru biasanya

mendapat minuman dari warung Pak Ismail dan setiap bulan harus dibayar – kalau gaji

datang dari ibu kota Provinsi Maluku, Ambon. Aku diberi minum juga. Sementara minum,

Fritzlah yang paling banyak celoteh. Kedua ibu guru yang tua, seorang ibu guru Ilmu Bumi

dan seorang guru Bahasa Inggris, diam saja dengan ekspresi muka acuh tak acuh. Tetapi

tiba-tiba, Ibu Maria, guru Ilmu Bumi, angkat bicara.

(Gerson Poyk,

Sang Guru

).

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

184

4. Tentukan tema dan amanat dari penggalan novel berikut!

Awal dari segalanya yakni pada suatu hari datanglah seorang laki-laki bernama Sutan

Caniago kepadanya. Ia seorang ayah dari empat orang anak. Katanya ia tak sanggup

di kampung lagi. Maksudnya hendak merantau, mengadu untung di kota. Tapi, ia

memerlukan modal. Untuk mendapat modal itulah ia menemui Sutan Duano. Ia hendak

mengijon padinya yang telah disianginya.

(A.A. Navis,

Kemarau

)

5. Tentukan setting tempat, waktu, dan situasi pada penggalan novel berikut!

Ketika lonceng dinding di tembok yang telah tua dan penuh debu di dinding memukul

sebelas kali, baru Guru Isa mengangkat kepalanya dan meletakkan pena dan potlot di

meja. Ia telah selesai memeriksa buku-buku pelajaran murid-muridnya. Buku-buku tulis

itu disusunnya kembali baik-baik dan dimasukkannya ke dalam laci mejanya. Ketika

tangannya memasukkan buku itu kembali, matanya melihat bungkusan buku-buku tulis

baru. Lima puluh buah sebungkus dan ada empat bungkus ditinggal. Guru Isa menajamkan

telinganya. Sekolah itu sepi. Guru-guru lain sudah pulang. Dia merasa kepalanya agak

pening.

(Mohtar Lubis,

Jalan Tak Ada Ujung

)

Refleksi

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.